Ketika Beban Pikiran Lebih Berat Daripada Beban Fisik

Ada apa dengan ku?

Ketika semua yang kulakukan selalu salah

Ketika aku selalu salah dalam melangkah

Berawal dari pertumpahan yang memecahkan pikiran

Aku seperti berjalan tanpa tujuan pasti

Aku seperti berjalan tanpa ada pedoman

Yang berakhir aku selalu reflek melakukan pelbagai hal

Yang berakhir aku menyakiti banyak orang

Ada apa dengan ku?

Ketika aku tertawa dalam sedih dan sedih dalam tertawa

Ketika aku berusaha menutupi apa yang aku rasakan

Banyak orang berkata aku memang aktor ulung dalam mimik

Tapi aku tidak bisa menutupi ekpresi mata

Aku tidak bisa membohongi diri sendiri

Ada apa dengan ku?

Ketika beban pikiran lebih berat daripada beban fisik. 

Haruskah?

Haruskah aku pergi?
Ketika sahabat sudah tidak mau dekat dengan ku lagi.
Ketika mereka justru menawarkan untuk pergi dari ku.

Haruskah aku pergi?
Ketika orang di sekelilingku sudah menganggapku tak berguna
Padahal aku sudah berkorban demi mereka. Hanya untuk mereka.

Haruskah aku pergi?
Ketika orang-orang disekelilingku tidak mau menerima aku apa adanya.
Aku hanya tidak ingin ada dusta di antara kita.

Haruskah aku pergi?
Ketika orang-orang sudah tidak mengerti keadaan ku
seakan-akan aku harus selalu ada untuk mereka ketika waktu ku terbagi

Haruskah aku pergi?
selagi masih ada kesempatan?